Mendapatkan klien desain dari website pribadi bukan sekadar mimpi para freelancer. Di era digital saat ini, website bisa menjadi “mesin pencetak klien” jika dikelola dengan strategi yang tepat. Artikel ini akan membahas langkah demi langkah bagaimana kamu bisa mulai dari nol, hingga berhasil mendapatkan deal pertama—langsung dari websitemu sendiri.
Marketplace memang praktis, tapi seringkali penuh persaingan harga dan fee platform yang menyakitkan. Website pribadi memberi kamu kendali penuh atas:
Website bukan hanya tempat pajang karya, tapi juga kanal utama untuk membangun kredibilitas, kepercayaan, dan tentunya: konversi klien.
Sebelum kamu all-in membangun strategi website, ada baiknya memahami kelebihan dan tantangannya:
✅ Kelebihan:
⚠️ Kekurangan:
Dengan kata lain, hasilnya bisa lebih besar, tapi effort-nya juga harus lebih terstruktur. Kalau kamu tipe yang mau membangun aset jangka panjang, ini jalur yang sangat layak dicoba.
Sebelum mikirin SEO atau iklan, pastikan website-mu sudah memenuhi 3 elemen ini:
Setelah website siap, sekarang waktunya bikin dia mudah ditemukan. Fokus ke long-tail keyword seperti “desainer logo untuk UMKM Jakarta” atau “jasa ilustrasi buku anak islami”. Gunakan keyword tersebut di:
Gunakan juga blog untuk menulis topik seputar dunia desain, branding, tips untuk klien, dan studi kasus.
Cek artikel kami tentang Font Gratis vs Berbayar: Pilihan Cerdas untuk Branding Bisnismu sebagai contoh konten yang SEO-friendly dan edukatif untuk calon klien.
Jangan buat klien bingung harus kontak kamu lewat mana. Terapkan ini:
Kamu juga bisa manfaatkan tools seperti Calendly untuk klien booking waktu konsultasi.
Font bukan cuma soal estetika. Pilihan font bisa bikin kesan profesional makin kuat. Gunakan font yang mencerminkan style dan value kamu:
Font-font ini bisa kamu tampilkan di header, CTA, atau bagian testimoni untuk memberikan karakter kuat pada websitemu.
Waktu kami memulai website Figuree Studio, kami juga pernah bingung. Salah satu kesalahan pertama kami adalah membuat web yang terlalu banyak efek visual, tapi nggak ada CTA yang jelas. Sejak kami mulai menulis blog, menyusun landing page yang terstruktur, dan membangun katalog font dengan lisensi jelas, barulah engagement meningkat.
Pernah juga ada satu momen saat kami dapat klien besar yang datang dari artikel blog tentang lisensi. Dari situ kami belajar bahwa edukasi (bukan jualan langsung) sering jadi pintu masuk deal.
Kami percaya pada prinsip yang ditulis oleh Simon Sinek:
“People don’t buy what you do; they buy why you do it.” — Simon Sinek, Start With Why
Ketika klien merasa terhubung dengan value kamu, deal akan datang dengan lebih alami.
Punya website itu baru awal. Tapi kalau kamu niat, konsisten nulis, dan tahu cara bangun brand dari sana, kamu nggak perlu lagi rebutan job receh di marketplace.
“Kamu nggak harus jadi desainer paling jago, cukup jadi desainer yang paling bisa dipercaya.”
Yuk mulai ubah websitemu dari sekadar etalase, jadi pintu utama pemasukan.
Also Read:
Baca juga panduan SEO dari Moz kalau kamu ingin belajar lebih dalam soal optimasi website.
Kontak & Konsultasi:
Ingin diskusi lebih lanjut soal branding, font, atau redesign website? Hubungi tim Figuree Studio di hello@figureestudio.com