Pernah lihat desain poster atau kemasan yang langsung bikin kamu berhenti scroll? Besar kemungkinan itu karena pemilihan font display yang tepat. Tapi sebenarnya, apa itu font display? Kapan kita harus menggunakannya, dan bagaimana cara memilih jenis yang paling pas untuk proyekmu?
Kalau kamu seorang desainer pemula, pemilik brand kecil, atau crafter yang aktif di media sosial—artikel ini akan jadi panduan praktis yang kamu butuhkan. Yuk kita kupas habis bareng-bareng.
Font display adalah jenis font yang dirancang untuk digunakan pada ukuran besar—seperti judul, headline, poster, logo, atau kemasan. Tujuannya bukan untuk dibaca dalam paragraf panjang, tapi untuk menarik perhatian dan menciptakan suasana atau karakter tertentu pada desain.
Berbeda dari body text font seperti sans-serif biasa, font display punya bentuk huruf yang unik, kadang ekstrem, penuh karakter, dan bisa langsung menyampaikan pesan visual sebelum orang membaca teksnya.
“Typography is what language looks like.”
— Ellen Lupton, Thinking with Type
Untuk referensi lebih lanjut tentang klasifikasi dan fungsi font display, kamu juga bisa cek artikel panduan lengkap dari WebDesignerDepot. Di sana dijelaskan bagaimana font display bisa jadi senjata branding yang powerful—kalau dipakai dengan benar.
Kapan pun kamu ingin menarik perhatian secara visual—di situlah font display jadi pilihan terbaik. Beberapa contoh paling umum:
Tapi ingat, jangan gunakan font display untuk isi paragraf panjang. Ini akan mengganggu kenyamanan membaca dan bikin desainmu terlihat tidak profesional.
Also Read: Font Gratis vs Berbayar: Pilihan Cerdas untuk Branding Bisnismu
Cocok untuk: desain anak-anak, produk kreatif, konten media sosial, hingga packaging snack.
Cocok untuk: UX/UI, produk digital, desain teknologi, film sci-fi, dan branding startup.
Cocok untuk: brand streetwear, desain kaos, poster musik, atau media sosial bertema urban.
Memilih font display bukan hanya soal gaya, tapi juga soal konteks dan audiens. Berikut beberapa tips dari tim kami di Figuree Studio:
Also Read: 12 Font Gratis untuk Proyek Komersil
Kami di Figuree Studio hampir selalu memulai proses pembuatan font display dari sketsa manual di Procreate atau bahkan di atas kertas. Kenapa kami tetap memilih cara ini di era digital? Karena dari pengalaman kami, goresan tangan menciptakan bentuk huruf yang jauh lebih otentik dan penuh karakter dibanding langsung membuat di software. Ada sedikit ketidaksempurnaan alami yang justru membuat font terlihat hidup—dan ini jadi daya tarik tersendiri.
Font yang diawali dari sketsa manual cenderung lebih kuat secara visual. Orang bisa merasakan adanya “sentuhan manusia” di setiap huruf. Ini yang membedakan font buatan kreator dengan font generik dari AI atau generator otomatis.
Setelah proses sketsa selesai, kami biasanya melanjutkan ke tahap digitalisasi di aplikasi seperti Glyphs App atau Font Creator. Di sinilah bentuk huruf kami rancang ulang, disusun, dan diuji secara teknis. Tim kami juga rutin berdiskusi internal soal arah font ini:
Diskusi semacam ini penting banget untuk memastikan font kami tidak hanya menarik, tapi berfungsi dengan baik di dunia nyata.
“Design is not just what it looks like and feels like. Design is how it works.”
— Steve Jobs
Sebelum kamu memutuskan untuk pakai (atau bahkan membuat) font display, ada baiknya tahu dulu kelebihan dan kekurangannya:
Jawaban kami: Sangat!
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan font display terus meningkat—baik untuk branding, digital content, hingga kebutuhan personalisasi produk. Bahkan, banyak klien kami dari kalangan UMKM dan brand kreatif yang secara spesifik mencari display font dengan gaya yang unik dan berkarakter.
Terlebih di era visual seperti sekarang, tampil beda jadi kebutuhan utama. Dan font display adalah salah satu alat paling efektif untuk mencapainya.
Also Read: Font Jadi Aset Digital: Cara Freelancer Bangun Penghasilan Pasif
Ini tips dari pengalaman kami:
Absolutely, yes!
Kami sendiri melihat beberapa kreator yang hanya membuat font display, dan mereka tetap sukses—karena punya style kuat dan ciri khas.
Memang, font display cenderung lebih segmented dibanding font sans-serif atau script untuk kebutuhan umum. Tapi justru itu kelebihannya. Kalau kamu bisa fokus di satu gaya tertentu (misalnya: graffiti, techno, retro comic), kamu bisa membangun brand sebagai spesialis dan punya basis pembeli setia.
Di Figuree, kami juga sering eksperimen bikin sub-koleksi khusus—seperti koleksi Playful Comic, Futuristic Techno, dan Graffiti Series—karena tiap gaya punya audiens dan marketnya sendiri.
Also Read: Cara Cepat dan Mudah Membuat Sertifikat Hak Cipta Font
Font display bukan sekadar hiasan. Ia bisa menjadi suara visual dari pesan yang ingin kamu sampaikan. Gunakan dengan bijak, dan kamu bisa mengubah desain biasa menjadi sesuatu yang stand out dan berkesan.
“Fonts are the clothes that words wear.” — Catherine Dixon
Jadi mulai sekarang, jangan asal pilih font. Pahami karakter dan konteksnya, lalu gunakan font display sebagai senjata kreatifmu. Dan kalau kamu butuh koleksi font display berkualitas—kamu tahu harus ke mana, kan? 😉
👉 Cek koleksi lengkapnya di Figuree Studio